Malam harinya, saat Mika dalam perjalanan pulang, dia mampir di sebuah kafe untuk membeli makanan, karena dia merasa sangat lapar setelah latihan. Turun dari mobil dia pun langsung masuk ke kafe dan mengambil dua bungkus roti, dan memesan minuman.
“ anno, Mika.” suara seorang laki-laki mengejutkannya.
“ are, Kuroko kun? Kau baru pulang?” tanya Mika pada laki-laki yang menyapanya itu.
“ ah, hai. Aku baru saja selesai makan. Kau sendiri baru pulang?”
“ hai. Latihan hari ini sedikit lebih lama dari biasanya.”
“ jadi kau akan ikut turnamen?”
“ hai. Satu minggu lagi. Kalian juga, bukankah pertandingan kalian juga sebentar lagi?”
“ ah, hai. Pelatih juga sudah menambah porsi latihan untuk kami.”
“ soo ka. Pasti melelahkan. Tapi jangan sampai itu mengganggu pelajaran kalian. Ingat sebentar lagi ujian. Untuk onii chan dan juga Midorima aku yakin itu bukan masalah, kalau Aomine, dia pasti sudah dibantu Momoi. Bagaimana denganmu?” tanya Mika tulus.
“ silakan ini pesanannya.” kata pelayan sambil menyerahkan minuman pesanan Mika.
“ arigatou.” Mika pun membayar pesanannya.
“ daijobu. Nilaiku tidak terlalu buruk.” kata Kuroko.
“ soo ka, nara yokatta. Kalau kau butuh bantuan, bilang saja. Aku akan membantumu. Saa, aku pulang dulu.”
“ Arigatou gozaimasu, Mika.” Mika hanya menjawab ucapan Kuroko dengan senyuman sebelum dia benar-benar pergi. Mika selalu saja berhasil membuat Kuroko tersipu. Dalam hati, Kuroko juga membenarkan perkataan Haizaki tentang Mika. Mika memang ramah, tapi dia juga bisa menjadi sangat arogan. Mungkin karena dia biasa bertarung dalam arti arti yang sebenarnya. Dia juga sering menghentikan perkelahian antar laki-laki, itu salah satu sebab kenapa dia mendapat julukan yankee girl di sekolah, karena dia mampu menaklukkan para anak-anak berandal yang selalu membuat keributan di sekolah. Tapi meski begitu dia tidak pernah merasa berkuasa atas mereka semua. Dia hanya tak suka melihat orang bodoh itu berkelahi karena alasan sepele.
Seminggu kemudian, Mika selesai dengan turnamennya, dia bahkan berhasil memenangkan juara satu, dan mendapat penghargaan sebagai master iaido termuda. Saat masuk ke kelas, dia pun mendapatkan ucapan selamat dari teman-teman sekelasnya. Dia bahkan mendapatkan banyak hadiah sebagai ucapan selamat.
“ minna arigato na.” jawab Mika sambil tersenyum saat menerima semua ucapan itu.
“ hountou ni sugoi yo, Mika! Kau berhasil mengalahkan mereka semua.” puji salah satu temannya.
“ eh, mereka juga sangat kuat, aku harus benar-benar serius saat menghadapi mereka. Mitte! Aku bahkan sampai terluka saat pertandingan.” kata Mika sambil menunjukkan luka di tangannya yang masih dibalut perban.
“ sonna, itu pasti sakit.”
“ iya, sakit kalau efek obatnya habis. Tapi sekarang tidak masalah. Hasilnya sebanding dengan luka ini.” jawab Mika percaya diri. Tak lama kemudian bel masuk pun berdering, mereka memulai pelajaran seperti biasanya.
Saat jam istirahat, Seijuro mengunjungi kelas Mika, bersama dengan Midorima.
“ Mika, genki desuka?” tanya Seijuro saat dia melihat Mika sedang merapikan buku-bukunya.
“ hai hai! Mochiro.” jawab Mika.
“ teman-temanmu tak mengganggumu kan?”
“ ha? Sonna. Mitte ru yo, mereka malah memberiku banyak hadiah.” jawab Mika sambil memperlihatkan 2 kantong hadiahnya dari teman-temannya.
“kau tampak senang, Mika.” kata Midorima.
“ attari maida, Shintaro. Siapa juga yang tak suka hadiah.”
“ memangnya kau ini anak kecil?”
“ heee? Aku juga menyukai sesuatu yang manis, Midorima. Tapi menghadapi sesuatu yang kasar juga bukan masalah bagiku. Kau tahu, aku tak suka kalah. Aku benci kekalahan. Tapi bukan berarti aku tak pernah kalah.”
“ itu sebabnya kau masih harus belajar lagi, Mika chan.” kata Seijuro yang sudah duduk manis di samping Mika.
“ sonna, kau tahu track record kekalahanku selalu saja ada kamu, nii chan. Biola, Piano, Basket, dan juga akademis. Kau selalu saja di atasku.”
“ bukan hanya kau yang benci kekalahan, Mika chan. Boku mo. Lagipula, aku tak pernah merasakan kekalahan sebelumnya.”
“ geezzz. Kau mau menyombong di depanku?” keluh Mika.
“ hahahaah, sonna, aku kan hanya mengatakan yang sebenarnya.” kata Seijuro sambil mengelus kepala Mika. Di sisi lain, Kuroko hanya mengamati ketiganya dalam diam. [“mungkin nanti saja kuberikan”] katanya dalam hati sambil melirik ke arah bungkusan kadonya.
Pulang sekolah, Mika bersiap untuk keluar dari kelasnya setelah merapikan barang-barangnya.
“ anno... Mika, omedeto!” kata Kuroko pada Mika sambil mengulurkan sebuah bungkusan kado.
“ eh, arigatou na, Kuroko kun.” kata Mika menerima bungkusan itu.
“ ah, biar ku bantu membawanya.” tawar Kuroko, saat melihat Mika merapikan kedua tas berisi hadiah untuknya.
“ arigatou.” mereka pun keluar dari ruangan dan berjalan menuju depan gerbang tempat mobil jemputan Mika menunggu.
“ kau langsung pulang?”
“ hai. Kakak akan marah padaku kalau aku tak langsung pulang. Kau tahu dia itu sangat protective pada ku. Dia bahkan tak mau meninggalkanku saat proses ganti perban.”
“ dia pasti sangat mengkhawatirkanmu, Mika.”
“ hai hai. Ma, sampaikan salamku pada yang lain, maaf aku tak bisa mampir ke lapangan.” setelah itu, Mika pun segera masuk meninggalkan Kuroko yang masih terpaku di tempatnya.
“ aku ini tak tahu diri sekali, mana mungkin aku aku bersamanya.” gumam Kuroko setelah mobil Mika menghilang dari pandangannya.
Sesampainya di rumah, Mika langsung beristirahat di kamarnya.
“ oujo sama, bungkusan ini mau di simpan di mana?” tanya salah satu pelayannya sambil membawa dua bungkusan milik Mika.
“ ah, letakkan saja di meja. Arigatou Takeshi san. Ah, tolong panggilan Dr. Alex. Aku mau segera istirahat setelah ganti perban.” pinta Mika dari atas ranjangnya.
“ hai. Wakarimashita.” setelah pelayannya keluar, Mika pun beranjak dari ranjangnya membongkar kantong hadiahnya sambil menunggu dokternya. Satu per satu dia membuka bungkusannya. Ada buku, boneka, hiasan dinding, bahkan sampai kosmetik.
“ nanda kore? Aku kan tak pernah memakai make up.” gumam Mika heran dengan kelakuan teman-temannya. Dia pun membuka kado terakhir.
“ ini dari Kuroko, huh?” Mika pun membukanya. Dia tersenyum saat tahu apa isinya. “ selamat atas kemenanganmu, aku hanya bisa memberimu ini, aku harap kau menyukainya.” itulah yang tertulis dari pesan dalam bungkusan Kuroko.
Keesokan harinya, Akashi bersaudara berangkat ke sekolah seperti biasa.
“ kau mau mengganti tampilanmu, Mika chan?” tanya Seijuro saat melihat saudaranya memakai aksesoris rambut. Tidak seperti biasanya.
“ ah, ini, teman sekelasku yang memberikannya. Aku rasa aku harus memakainya.” jawab Mika singkat. Diakui Seijuro, adiknya jadi tampak lebih manis dengan bandana di rambutnya.
Siang harinya, Kuroko pergi mencari Mika. Tidak biasanya, hari ini Mika membolos pelajaran.
“ ittai na... Tubuhku sepertinya semakin lemah. Aku jadi gampang lelah sekarang.” keluh Mika sambil meregangkan tubuhnya di atap gedung.
“ kau di sini rupanya? Tidak biasanya kau membolos, apa kau baik-baik saja?” tanya seorang laki-laki yang ternyata Kuroko.
“ ah, kau menemukanku. Ia. Daijobu. Aku hanya sedikit lelah.”
“ kau memakainya?” kata Kuroko saat melihat Mika memakai bandana darinya.
“ hai. Lumayan juga.”
“ kirei yo anata wa.” puji Kuroko. Yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Mika.
“ skararetta atashi wa.” kata Mika memecah keheningan.
“ he? Nande?” tanya Kuroko tak mengerti.
“ kau tahu semua hadiah kemarin?”
“ hai.”
“ hampir semua dari anak laki-laki. Dan semua pesan yang ku baca isinya sama, kecuali yang dari anak perempuan dan juga darimu.”
“ sama? Memangnya apa isinya?”
“ mereka memintaku untuk berkencan dengan mereka. Mereka sama sekali tak mengerti perasaanku. Mereka tak tahu betapa sulitnya aku untuk memperlakukan mereka dengan cara yang sama, kau tahu, sebenarnya aku bukanlah orang yang sebaik yang kalian kira. Kau tahu kenapa aku bisa berhasil di setiap pertandinganku?”
“ ia..”
“ karena aku tak pernah ragu-ragu untuk menghabisi lawanku. Tapi aku menyukai iaido, ia, lebih tepatnya aku mencintai iaido. Saat memengang katana, aku bisa merasa hidup. Benar-benar hidup. Na, bukankah aku ini mengerikan?” tiba-tiba Kuroko menarik tangan Mika hingga membuat Mika mengahadap ke arahnya.
“ ia. Aku tak pernah melihat kau sebagai orang yang mengerikan. Kau adalah gadis yang luar biasa. Aku yakin kau punya alasan sendiri kenapa kau melakukannya. Setiap orang punya alasan untuk mencintai sesuatu. Kau mencintai iaido karena dengan itu kau bisa merasa bebas. Setidaknya kau tidak pernah melampiaskan bakatmu ke tempat yang salah. Dan juga apapun yang terjadi di masa lalumu yang mungkin saja mengganggumu, percayalah, kau yang sekarang adalah orang yang luar biasa.” kata-kata Kuroko meluncur begitu saja. Mendengar hal itu, Mika menjadi terharu dan menutup bibirnya dengan tangannya untuk menahan tangisnya.
“ arigatou, Kuroko kun. Arigatou...” melihat sisi Mika yang seperti itu, membuat hati Kuroko tergerak. Dia pun menarik Mika mendekat lalu memeluk tubuh Mika yang cukup kecil untuk seorang atlit.
“ menangislah jika kau ingin menangis, aku tak akan mengatakan pada siapapun.” kata Kuroko sambil mengelus kepala Mika dengan lembut. Entah kenapa tidak seperti biasa, dimana dia akan segera menepis tangan selain tangan Seijuro, justru dia malah menemukan kehangatan dipelukan Kuroko dan juga perhatian yang tulus di balik belaian tangan Kuroko.
“ ah, arigatou, Kuroko kun. Dan juga, jangan lakukan itu lagi padaku.” kata Mika setelah mengusap air mata dari wajahnya.
“ eh, summimasen, aku tak bermaksud...”
“ ia... Kau tak perlu minta maaf, kau tak salah. Aku melarangmu, karena tindakanmu itu bisa membuatku jatuh hati padamu.” jawab Mika sambil berjalan pergi meninggalkan Kuroko.
“ lalu bagaimana jika aku sudah jatuh hati padamu, Mika.” kata Kuroko keras. Mendengar hal itu, Mika terhenti sejenak.
“ dame yo, Kuroko kun. Aku hanya akan menyakitimu.”
“ kita tak akan pernah tahu sebelum kita mencobanya. Aku sudah biasa terluka, saat teman-teman tak menyadari keberadaanku, tapi kau orang pertama yang menyadari keberadaanku layaknya orang normal. Kau yang membuatku merasa aku ini ada. Ijinkan aku untuk menerima sisi gelapmu, Mika.”
“ Kuroko kun...” Mika hanya diam menatap Kuroko yang kini mendekat ke arahnya. Tangan Kuroko menangkup wajah berkulit putih itu dengan lembut, lalu dia pun mengecup bibir merah Mika dengan lembut. Mika hanya terdiam melihat tindakan Kuroko.
“ ore wa anata no daisuki, Mika.” kata Kuroko. Pernyataan Kuroko hanya dibalas Mika dengan pelukan. Sejak itu mereka pun mulai berpacaran, meskipun banyak yang menggunjingkan mereka, tapi itu bukan masalah bagi mereka, setidaknya untuk saat ini dan nanti. Mereka yakin akan hal itu.
FIN