Minggu, 22 November 2015

My Sexy Yankee Girl



Malam harinya, saat Mika dalam perjalanan pulang, dia mampir di sebuah kafe untuk membeli makanan, karena dia merasa sangat lapar setelah latihan. Turun dari mobil dia pun langsung masuk ke kafe dan mengambil dua bungkus roti, dan memesan minuman.
“ anno, Mika.” suara seorang laki-laki mengejutkannya.
“ are, Kuroko kun? Kau baru pulang?” tanya Mika pada laki-laki yang menyapanya itu.
“ ah, hai. Aku baru saja selesai makan. Kau sendiri baru pulang?”
“ hai. Latihan hari ini sedikit lebih lama dari biasanya.”
“ jadi kau akan ikut turnamen?”
“ hai. Satu minggu lagi. Kalian juga, bukankah pertandingan kalian juga sebentar lagi?”
“ ah, hai. Pelatih juga sudah menambah porsi latihan untuk kami.”
“ soo ka. Pasti melelahkan. Tapi jangan sampai itu mengganggu pelajaran kalian. Ingat sebentar lagi ujian. Untuk onii chan dan juga Midorima aku yakin itu bukan masalah, kalau Aomine, dia pasti sudah dibantu Momoi. Bagaimana denganmu?” tanya Mika tulus.
“ silakan ini pesanannya.” kata pelayan sambil menyerahkan minuman pesanan Mika.
“ arigatou.” Mika pun membayar pesanannya.
“ daijobu. Nilaiku tidak terlalu buruk.” kata Kuroko.
“ soo ka, nara yokatta. Kalau kau butuh bantuan, bilang saja. Aku akan membantumu. Saa, aku pulang dulu.”
“ Arigatou gozaimasu, Mika.” Mika hanya menjawab ucapan Kuroko dengan senyuman sebelum dia benar-benar pergi. Mika selalu saja berhasil membuat Kuroko tersipu. Dalam hati, Kuroko juga membenarkan perkataan Haizaki tentang Mika. Mika memang ramah, tapi dia juga bisa menjadi sangat arogan. Mungkin karena dia biasa bertarung dalam arti arti yang sebenarnya. Dia juga sering menghentikan perkelahian antar laki-laki, itu salah satu sebab kenapa dia mendapat julukan yankee girl di sekolah, karena dia mampu menaklukkan para anak-anak berandal yang selalu membuat keributan di sekolah. Tapi meski begitu dia tidak pernah merasa berkuasa atas mereka semua. Dia hanya tak suka melihat orang bodoh itu berkelahi karena alasan sepele.

Seminggu kemudian, Mika selesai dengan turnamennya, dia bahkan berhasil memenangkan juara satu, dan mendapat penghargaan sebagai master iaido termuda. Saat masuk ke kelas, dia pun mendapatkan ucapan selamat dari teman-teman sekelasnya. Dia bahkan mendapatkan banyak hadiah sebagai ucapan selamat.
“ minna arigato na.” jawab Mika sambil tersenyum saat menerima semua ucapan itu.
“ hountou ni sugoi yo, Mika! Kau berhasil mengalahkan mereka semua.” puji salah satu temannya.
“ eh, mereka juga sangat kuat, aku harus benar-benar serius saat menghadapi mereka. Mitte! Aku bahkan sampai terluka saat pertandingan.” kata Mika sambil menunjukkan luka di tangannya yang masih dibalut perban.
“ sonna, itu pasti sakit.”
“ iya, sakit kalau efek obatnya habis. Tapi sekarang tidak masalah. Hasilnya sebanding dengan luka ini.” jawab Mika percaya diri. Tak lama kemudian bel masuk pun berdering, mereka memulai pelajaran seperti biasanya.

Saat jam istirahat, Seijuro mengunjungi kelas Mika, bersama dengan Midorima.
“ Mika, genki desuka?” tanya Seijuro saat dia melihat Mika sedang merapikan buku-bukunya.
“ hai hai! Mochiro.” jawab Mika.
“ teman-temanmu tak mengganggumu kan?”
“ ha? Sonna. Mitte ru yo, mereka malah memberiku banyak hadiah.” jawab Mika sambil memperlihatkan 2 kantong hadiahnya dari teman-temannya.
“kau tampak senang, Mika.” kata Midorima.
“ attari maida, Shintaro. Siapa juga yang tak suka hadiah.”
“ memangnya kau ini anak kecil?”
“ heee? Aku juga menyukai sesuatu yang manis, Midorima. Tapi menghadapi sesuatu yang kasar juga bukan masalah bagiku. Kau tahu, aku tak suka kalah. Aku benci kekalahan. Tapi bukan berarti aku tak pernah kalah.”
“ itu sebabnya kau masih harus belajar lagi, Mika chan.” kata Seijuro yang sudah duduk manis di samping Mika.
“ sonna, kau tahu track record kekalahanku selalu saja ada kamu, nii chan. Biola, Piano, Basket, dan juga akademis. Kau selalu saja di atasku.”
“ bukan hanya kau yang benci kekalahan, Mika chan. Boku mo. Lagipula, aku tak pernah merasakan kekalahan sebelumnya.”
“ geezzz. Kau mau menyombong di depanku?” keluh Mika.
“ hahahaah, sonna, aku kan hanya mengatakan yang sebenarnya.” kata Seijuro sambil mengelus kepala Mika. Di sisi lain, Kuroko hanya mengamati ketiganya dalam diam. [“mungkin nanti saja kuberikan”] katanya dalam hati sambil melirik ke arah bungkusan kadonya.

Pulang sekolah, Mika bersiap untuk keluar dari kelasnya setelah merapikan barang-barangnya.
“ anno... Mika, omedeto!” kata Kuroko pada Mika sambil mengulurkan sebuah bungkusan kado.
“ eh, arigatou na, Kuroko kun.” kata Mika menerima bungkusan itu.
“ ah, biar ku bantu membawanya.” tawar Kuroko, saat melihat Mika merapikan kedua tas berisi hadiah untuknya.
“ arigatou.” mereka pun keluar dari ruangan dan berjalan menuju depan gerbang tempat mobil jemputan Mika menunggu.
“ kau langsung pulang?”
“ hai. Kakak akan marah padaku kalau aku tak langsung pulang. Kau tahu dia itu sangat protective pada ku. Dia bahkan tak mau meninggalkanku saat proses ganti perban.”
“ dia pasti sangat mengkhawatirkanmu, Mika.”
“ hai hai. Ma, sampaikan salamku pada yang lain, maaf aku tak bisa mampir ke lapangan.” setelah itu, Mika pun segera masuk meninggalkan Kuroko yang masih terpaku di tempatnya.
“ aku ini tak tahu diri sekali, mana mungkin aku aku bersamanya.” gumam Kuroko setelah mobil Mika menghilang dari pandangannya.

Sesampainya di rumah, Mika langsung beristirahat di kamarnya.
“ oujo sama, bungkusan ini mau di simpan di mana?” tanya salah satu pelayannya sambil membawa dua bungkusan milik Mika.
“ ah, letakkan saja di meja. Arigatou Takeshi san. Ah, tolong panggilan Dr. Alex. Aku mau segera istirahat setelah ganti perban.” pinta Mika dari atas ranjangnya.
“ hai. Wakarimashita.” setelah pelayannya keluar, Mika pun beranjak dari ranjangnya membongkar kantong hadiahnya sambil menunggu dokternya. Satu per satu dia membuka bungkusannya. Ada buku, boneka, hiasan dinding, bahkan sampai kosmetik.
“ nanda kore? Aku kan tak pernah memakai make up.” gumam Mika heran dengan kelakuan teman-temannya. Dia pun membuka kado terakhir.
“ ini dari Kuroko, huh?” Mika pun membukanya. Dia tersenyum saat tahu apa isinya. “ selamat atas kemenanganmu, aku hanya bisa memberimu ini, aku harap kau menyukainya.” itulah yang tertulis dari pesan dalam bungkusan Kuroko.

Keesokan harinya, Akashi bersaudara berangkat ke sekolah seperti biasa.
“ kau mau mengganti tampilanmu, Mika chan?” tanya Seijuro saat melihat saudaranya memakai aksesoris rambut. Tidak seperti biasanya.
“ ah, ini, teman sekelasku yang memberikannya. Aku rasa aku harus memakainya.” jawab Mika singkat. Diakui Seijuro, adiknya jadi tampak lebih manis dengan bandana di rambutnya.

Siang harinya, Kuroko pergi mencari Mika. Tidak biasanya, hari ini Mika membolos pelajaran.
“ ittai na... Tubuhku sepertinya semakin lemah. Aku jadi gampang lelah sekarang.” keluh Mika sambil meregangkan tubuhnya di atap gedung.
“ kau di sini rupanya? Tidak biasanya kau membolos, apa kau baik-baik saja?” tanya seorang laki-laki yang ternyata Kuroko.
“ ah, kau menemukanku. Ia. Daijobu. Aku hanya sedikit lelah.”
“ kau memakainya?” kata Kuroko saat melihat Mika memakai bandana darinya.
“ hai. Lumayan juga.”
“ kirei yo anata wa.” puji Kuroko. Yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Mika.
“ skararetta atashi wa.” kata Mika memecah keheningan.
“ he? Nande?” tanya Kuroko tak mengerti.
“ kau tahu semua hadiah kemarin?”
“ hai.”
“ hampir semua dari anak laki-laki. Dan semua pesan yang ku baca isinya sama, kecuali yang dari anak perempuan dan juga darimu.”
“ sama? Memangnya apa isinya?”
“ mereka memintaku untuk berkencan dengan mereka. Mereka sama sekali tak mengerti perasaanku. Mereka tak tahu betapa sulitnya aku untuk memperlakukan mereka dengan cara yang sama, kau tahu, sebenarnya aku bukanlah orang yang sebaik yang kalian kira. Kau tahu kenapa aku bisa berhasil di setiap pertandinganku?”
“ ia..”
“ karena aku tak pernah ragu-ragu untuk menghabisi lawanku. Tapi aku menyukai iaido, ia, lebih tepatnya aku mencintai iaido. Saat memengang katana, aku bisa merasa hidup. Benar-benar hidup. Na, bukankah aku ini mengerikan?” tiba-tiba Kuroko menarik tangan Mika hingga membuat Mika mengahadap ke arahnya.
“ ia. Aku tak pernah melihat kau sebagai orang yang mengerikan. Kau adalah gadis yang luar biasa. Aku yakin kau punya alasan sendiri kenapa kau melakukannya. Setiap orang punya alasan untuk mencintai sesuatu. Kau mencintai iaido karena dengan itu kau bisa merasa bebas. Setidaknya kau tidak pernah melampiaskan bakatmu ke tempat yang salah. Dan juga apapun yang terjadi di masa lalumu yang mungkin saja mengganggumu, percayalah, kau yang sekarang adalah orang yang luar biasa.” kata-kata Kuroko meluncur begitu saja. Mendengar hal itu, Mika menjadi terharu dan menutup bibirnya dengan tangannya untuk menahan tangisnya.
“ arigatou, Kuroko kun. Arigatou...” melihat sisi Mika yang seperti itu, membuat hati Kuroko tergerak. Dia pun menarik Mika mendekat lalu memeluk tubuh Mika yang cukup kecil untuk seorang atlit.
“ menangislah jika kau ingin menangis, aku tak akan mengatakan pada siapapun.” kata Kuroko sambil mengelus kepala Mika dengan lembut. Entah kenapa tidak seperti biasa, dimana dia akan segera menepis tangan selain tangan Seijuro, justru dia malah menemukan kehangatan dipelukan Kuroko dan juga perhatian yang tulus di balik belaian tangan Kuroko.
“ ah, arigatou, Kuroko kun. Dan juga, jangan lakukan itu lagi padaku.” kata Mika setelah mengusap air mata dari wajahnya.
“ eh, summimasen, aku tak bermaksud...”
“ ia... Kau tak perlu minta maaf, kau tak salah. Aku melarangmu, karena tindakanmu itu bisa membuatku jatuh hati padamu.” jawab Mika sambil berjalan pergi meninggalkan Kuroko.
“ lalu bagaimana jika aku sudah jatuh hati padamu, Mika.” kata Kuroko keras. Mendengar hal itu, Mika terhenti sejenak.
“ dame yo, Kuroko kun. Aku hanya akan menyakitimu.”
“ kita tak akan pernah tahu sebelum kita mencobanya. Aku sudah biasa terluka, saat teman-teman tak menyadari keberadaanku, tapi kau orang pertama yang menyadari keberadaanku layaknya orang normal. Kau yang membuatku merasa aku ini ada. Ijinkan aku untuk menerima sisi gelapmu, Mika.”
“ Kuroko kun...” Mika hanya diam menatap Kuroko yang kini mendekat ke arahnya. Tangan Kuroko menangkup wajah berkulit putih itu dengan lembut, lalu dia pun mengecup bibir merah Mika dengan lembut. Mika hanya terdiam melihat tindakan Kuroko.
“ ore wa anata no daisuki, Mika.” kata Kuroko. Pernyataan Kuroko hanya dibalas Mika dengan pelukan. Sejak itu mereka pun mulai berpacaran, meskipun banyak yang menggunjingkan mereka, tapi itu bukan masalah bagi mereka, setidaknya untuk saat ini dan nanti. Mereka yakin akan hal itu.

FIN

Kamis, 19 November 2015

My Sexy Yankee Girl


“ Basket huh? Pasti akan menyenangkan jika kakak bisa bermain bersama teman-temannya.” gumam seorang gadis saat melihat beberapa anak bermain basket di lapangan. “ maa, aku ingin menemaninya, tapi aku juga harus mengurus kakek.” katanya sambil melirik ke arah katananya yang terbungkus rapi.
“ oi, abenai yo!” teriak seseorang dari anak laki-laki itu. Ternyata ada bola basket yang meluncur ke arah Mika, tapi dengan reflek dan kekuatannya, Mika dengan mudah menghentikan bola itu.
“ sugoi! Bisa tolong lempar bolanya?” pinta salah satu anak itu.
“ lempar? Kalian yakin?” mendengar pertanyaan gadis itu, mereka tak mengerti. Gadis itu pun tersenyum penuh arti. Gadis itu pun masuk ke dalam lapangan, sambil mendrible dola,dia biasa melihat kakaknya melakukan hal ini. Lalu dari luar garis, dia pun melempar bola itu ke arah ring, dan masuk.
“ nani? Sugoi!”
“ apa kau juga pemain basket? Dari club putri mungkin?”
“ ia! Aku tak pernah bermain basket, tadashi, aku sering melihat kakakku memainkannya.” jawab gadis itu.
“ kalau begitu, kenapa kau tak mencobanya?” tawar salah satu anak itu.
“ warukenai! Iku. Aku juga masih punya waktu.” gadis itu pun menerima tawaran mereka. Mereka pun akhirnya bermain, awalnya gadis itu memang agak kesulitan, tapi seiring waktu berjalan, dia pun mulai mengerti aturan beraminnya, lalu dia pun mulai menikmatinya. Dia bahkan beberapa kali memasukkan bola, dengan bekerja sama dengan anak laki-laki yang menawarinya tadi. Mereka tak bermain lama, gadis itu, tampaknya sedang terburu-buru.
“ matte! Hajime memashite, ore no namae wa Aomine Daiki desu. Anata mo?” tanya anak laki-laki itu saat gadis itu bersiap untuk pergi.
“ watashi, Akashi Mika desu, yoroshiku ne minna. Maa, atashi mo kaeru yo! Jaa na!” gadis itu pun akhirnya pergi. Begitulah awal pertemuan Aomine dengan Mika. Sejak itu, sepulang Mika dari latihan Iaidonya dia selalu menyempatkan diri untuk mampir di lapangan itu. Dan akhirnya mereka pun berpacaran hingga mereka masuk ke SMP yang sama, SMP Teiko. Hanya saja, tampaknya hubungan mereka tak berjalan lancar. Bisa dikatakan keduanya sama-sama keras kepala. Mika selalu saja bersama dengan saudara kembarnya, Akashi Seijuro saat di sekolah. Aomine sama sekali tak punya kesempatan untuk mendekat, karena Seijuro selalu menatap dingin padanya jika dia mendekati Mika, saat Mika sedang bersamanya.
“ Mika! Tak bisakah kau meluangkan waktu untukku saat di sekolah?” keluh Aomine.
“ nanda? Aku sudah meluangkan waktu untukmu saat latihan kan? Aku sering menengok kalian, sebelum aku pergi latihan.” jawab Mika.
“ cih! Bukan seperti ini yang aku inginkan, Mika!”
“ lalu seperti apa? Apa kau ingin aku terus menempel padamu seperti teman masa kecilmu itu? Bersikap sok manis di depan orang lain?” tanya Mika dengan nada sarkastik.
“ maksudmu Satsuki? Kau tahu dia hanya teman masa kecilku.”
“ aku tak suka dengannya. Dia itu, selalu membuatku kesal. Dia selalu berusaha menantangku. Dia menyebalkan.”
“ menantangmu? Apa maksudmu?”
“ dia bilang aku tak mengenalmu. Dia lebih mengenalmu. Ma,, aku tak bisa menyangkal hal itu. Tapi yang paling membuatku kesal adalah saat dia bilang aku hanya bermain-main denganmu.”
“ sonna... Dia tak mungkin...” Mika pun menatap tajam pada Aomine yang tampak tak percaya dengan perkataannya.
“ terserah kau percaya atau tidak. Aku tak peduli. Dan, aku rasa lebih baik kita akhiri hubungan kita. Toh, kita sama-sama tak bisa merasa nyaman.”
“ nani?”
“ Daiki, gomen. Aku memang tak cocok denganmu. Aku rasa persahabatan lebih cocok untuk hubungan kita, bukan pacaran.”
“ Mika...”
“ dengan begitu, kita tetap bisa bersama, bahkan saat aku bersama dengan kakakku sekalipun. Bagaimana?”
“ Mika chan, kau serius?”
“ gomen ne Daiki. Mungkin aku hanya tak tahan melihatmu terus bersama gadis itu. Tapi aku juga tak bisa egois, karena akupun juga melakukan hal yang sama denganmu.” sejak itu, hubungan mereka sebagai pasangan pun berakhir. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu lebih baik. Benar kata Mika, Aomine pun sekarang justru lebih mudah untuk bergabung bersama Mika dan kembarannya.

Pertengahan semester 1, ada anggota baru yang masuk ke tim basket mereka, berdasarkan keputusan Akashi Seijuro sebagai kapten. Anak itu bernama Kuroko Tetsuya.
“ aku tertarik dengan auramu, bermainlah bersama kami. Tapi saran dariku, kembangkanlah teknik operanmu, karena itulah kelebihanmu.” kata Seijuro, pada anak itu.
“ hai, arigatou gozaimasu.” Jawab anak itu.
“ aku dengar kau dari grup ketiga? Kau pasti berlatih dengan keras di sana, na Kuroko kun?” tanya Mika.
“ hai. Aku sangat menyukai basket.” jawab Kuroko.
“ soo ka. Ganbatte yo! Ma in ja, aku harus latihan. Ja nee.” Mika pun segera pergi setelah berpamitan dengan yang lainnya.

Sudah beberapa hari Mika tak berkunjung ke lapangan seperti biasa. Aomine yang penasaran pun bertanya pada Akashi.
“ Akashi, Mika wa doko? Sudah beberapa hari dia tak kemari.” tanya Aomine.
“ sejak 3 hari yang lalu dia minta untuk diantar jemput. Dia bilang dia sering diganggu para murid laki-laki, sejak kalian putus.” jawab Akashi.
“ ha? Sonna. Tapi dia kan bisa bela diri.”
“ massaka... Apa kau pikir, hanya karena dia bisa bela diri, dia akan menggunakannya begitu saja? Apa kau pernah lihat dia saat beraksi dengan katananya?”
“ ah, belum.”
“ ma, lebih baik kau tak melihatnya, sih. Dia akan menjadi orang yang benar-benar berbeda saat sudah memegang katananya.” Seijuro teringat dengan insiden perampokan di rumahnya saat mereka masih kecil. Itulah saat pertama, Mika memegang katana. Sejak saat itu, kakek mereka yang tahu bakat Mika, langsung melatih dan mengajari Mika teknik dan seni pedang iaido.
“ konichiwa minna....” suara seorang gadis yang tak asing lagi membuat mereka menoleh ke arahnya.
“ ah, Mika chan.. Kupikir kau sudah lupa dengan klub ini, ku dengar kau sibuk dengan para penggemarmu.” kata Momoi. Ya Momoi memang selalu sinis dengan Mika, tak tahu apa sebabnya. Tapi itu bukan gangguan berarti untuk Mika karena Mika pun selalu berhasil membalas sindiran Momoi.
“ he? Memangnya kenapa, Momoi san? Aku bahkan tak pernah menanggapi mereka sepertimu. Tapi lihat, kau tampak terganggu denganku, Momoi.”
“ nani?! Jadi kau pikir...”
“ ah, onni chan... Aku bawa bekal untukmu.” Mika pun meninggalkan Momoi yang masih kesal.
“ kau tak perlu repot, Mika chan. Apa ini masakanmu sendiri?” tanya Akashi.
“ mochiro, nii chan. Taberu yo.”
“ hai. Ok, semua , kita istirahat 15 menit.” perintah Akashi.
“ ara,,,, Mika chan, tampaknya sangat enak.” kata Aomine tiba-tiba sudah berada di belakang Mika yang sedang duduk dengan saudaranya. Aomine pun mencoba mengambil makanan yang sedang dipegang Mika.
“ Oi! Ia da yo, Daiki.” kata Mika menyingkirkan bentonya.
“ harahetta yo, Mika chan. Lain kali buatkan juga untukku.” pinta Aomine.
“ Daiki, berhenti menggangu Mika. Lagipula tidak adil kalau Mika hanya membuatkan bento untukmu. Dia bukan bagian dari tim basket, dia juga bukan pacarmu lagi.” kata Akashi tajam.
“ moi yo. Daijo bu. Na Daiki, kalau kau mau makan, pakailah sumpitnya jangan langsung pakai tanganmu seperti tadi. Kimochi warui!” kata Mika menengahi.
“ waaa, wakarimashita!” Aomine pun akhirnya berhasil mendapatkan makanan dari Mika. Sedangkan yang lainnya hanya melihat keakraban mereka. Mika memang tidak terlalu akrab dengan yang lainnya, bukan karena Mika tak mau, hanya saja, sepertinya mereka sendirilah yang membatasi diri mereka. Mika yang sadar anggota yang lainnya sedang memperhatikan mereka bertiga, langsung bertindak.
“ ma, ma, jangan pikir aku ini orang yang pelit ya, aku juga membawa makanan untuk kalian semua, chotto matte.” Mika pun mengeluarkan beberapa kotak makanan dari tasnya yang memang tampak besar hari itu. “ kore, minna, taberuyo. Onigiri.” kata Mika pada anggota yang lainnya. Mereka pun mengambil onigiri itu satu per satu.
“ semua sudah kebagian? Tanya Mika memastikan, mereka hanya mengangguk. Tapi Mika sadar sesuatu. “ Kuroko wa doko? Dia belum mengambilnya. Aku tadi lihat dia...”
“ anno, summimasen.” seseorang pun mengangkat tangannya dari arah belakang kerumunan. Lalu mulai menerobos.
“ ah, kore. Kupikir kau tak mau.” kata Mika sambil menyerahkan onigiri untuk Kuroko.
“ ah, summimasen, tadi aku terdorong ke belakang, jadi aku pikir, mungkin itu tak perlu.”
“ sonna,,, kau tak boleh menyerah begitu, Kuroko kun.” kata Mika menyemangati. Kuroko pun tersipu malu, mendengarnya, tapi bukan itu yang membuatnya kagum. Sejak masuk ke sekolah ini, baru Mika lah yang bisa menyadari kehadiran Kuroko layaknya orang yang lain. Bahkan di kelas, Mika tak pernah melewatkan bagian Kuroko ada pembagian selebaran. Tidak seperti temannya yang lain, yang bahkan tak sadar Kuroko ada di kelas mereka. Tapi meski begitu, Kuroko tetap merasa tak bisa dekat dengan Mika. Mika memang ramah pada semua orang, tapi dia cenderung sinis pada orang yang menentangnya. Mika berteman dengan siapa saja, tapi tak ada yang benar-benar mengenalnya. Bahkan di basket pun, dia dan saudaranya seperti memiliki dunia yang berbeda dengan yang lainnya. Mereka berdua terlahir sebagai saudara kembar identik, mereka memiliki bentuk fisik yang bisa dikatakan sempurna, otak yang jenius, dan juga kemampuan untuk menarik orang lain. Sejak masuk sekolah, Mika sudah menjadi idola, bukan hanya para siswa laki-laki, siswa perempuan dan guru pun menyukainya. Dulu saat dia masih berpacaran dengan Aomine, tak ada siswa laki-laki yang mendekatinya, tapi sejak mereka putus, sudah beberapa anak laki-laki yang mendekatinya. Tapi semuanya ditolak.

Di rumah Akashi.
“ Mika chan, jika kuperhatikan, tampaknya kau sangat peduli dengan Tetsuya.” kata Seijuro saat mereka sedang makan malam.
“ ha? Nanda sore? Dia kan teman sekelas ku, apanya yang salah?”
“ soo ka, nara yokatta. Tapi mengingat hawa keberadaannya yang kecil, bagaimana kau bisa menyadarinya?” tanya Seijuro penasaran.
“ itu bukan hal yang sulit, nii chan. Kau tahu, di latihan ku, bukan hanya fisik dan kelincahan yang kupelajari, tapi juga menajamkan intuisi.”
“ intuisi?”
“ ah, anata wa shiteru? Watashi wa esper datta. Jika kau ahli membuat perhitungan tentang semua kemungkinan yang akan terjadi. Aku ahli untuk merasakan apa yang akan terjadi.”
“ ha? Lalu apa kau bisa merasakan apa yang akan terjadi pada kita?”
“hmmm, kau tahu itu tak bisa kukatakan, Nii chan. Bukankah membiarkannya menjadi misteri jauh lebih menyenangkan? Sejujurnya aku ingin menjadi sepertimu yang bisa membuat perhitungan yang begitu sempurna. Kau sangat hebat untuk mengatur strategi, seperti shogi dan juga basket. Aku cuma bisa merasa hidup saat memegang katanaku. Itu smeua tak berguna. Pada akhirnya aku hanya bisa menajdi ornag yang mengerikan.” kata Mika murung.
“ jigau! Kau adalah gadis yang sangat manis, Mika chan.” kata Seijuro sambil membelai rambut Mika dengan lembut. Membuat Mika tersipu. Mika tidak pernah membiarkan orang lain menyentuh kepalanya, kecuali saudaranya. Dan memang hanya Seijuro lah yang selalu bisa menenangkan hati Mika. Tapi, bagi Seijuro, Mika juga penyemangatnya, sejak ibu mereka meninggal. Selama Mika tetap bersamanya, Seijuro akan selalu bisa mengendalikan dirinya.
“ na, Nii chan, kau tahu aku juga bisa merasakan aura yang sama dengan auramu saat melihat Kuroko. Kalian sama-sama hangat dan lembut.”
“ ha? Massaka, anata wa...”
“ saa, ma ayo kita istirahat.”ajak Mika.
“ kau tidur bersama ku lagi?”
“ hahaha,,, itu akan memabuatku tidur lebih cepat, nii chan.”
“ takku!”

Beberapa hari kemudian, di taman sekolah, Mika sedang berbicara dengan salah satu siswa laki-laki.
“ nanda yo, senpai?” tanya Mika dingin. Meski sebenarnya dia juga sudah tahu apa yang akan dikatakan senpainya itu.
“ Mika chan, suki atte kudasai.” kata anak itu.
“ gomen senpai, aku tak bisa.”
“ nande? Kau kan tak punya pacar? Apa salahnya?” paksa anak itu. Mendengar hal itu, Mika hanya menghela nafas panjang dan mengalihkan pandangannya. Tak sengaja, pandangannya bertemu dengan seseorang yang tampaknya juga sedang melihat ke arah mereka. Mika tersenyum.
“ tapi aku tertarik dengan orang lain, senpai.” jawab Mika, tanpa mengalihkan pandangannya ke anak itu.
“ dare? Siapa anak itu?” tanya laki-laki itu penasaran, lalu dia pun melihat ke arah Mika menoleh. Seorang anak laki-laki biasa, sangat biasa, yang bahkan tak dia sadari keberadaannya. “ sonna, jangan bilang kau tertarik dengan dia. Lihatlah dia, bukankah dia sangat biasa.aku bahkan tak tahu sejak kapan dia di sana. Tak mungkin dia pantas denganmu!” kata laki-laki itu.
“ lalu kenapa kau berpikir kau pantas untukku?”
“ attari maida! Aku kapten tim baseball, aku juga populer.”
“kau terlalu sombong! Kalau kau hanya menilai orang lain hanya dari luar, kau tak akan pernah bisa melihat nilai yang sesungguhnya dari orang itu. Dari ini saja, sudah membuatku cukup tahu, kau tidak layak untukku.” balas Mika dingin. Dia pun berjalan pergi meninggalkan senpainya sendirian. “ sudah saatnya masuk kelas, Kuroko kun.” kata Mika saat berpapasan dengan anak laki-laki yang masih bengong setelah melihat mereka berdua.
“ah, ha hai.” laki-laki itu pun akhirnya menyusul Mika yang sudah berjalan lebih dulu.
“ apa yang kau lakukan di sana tadi? Aku tak percaya kau hanya kebetulan disana.” tanya Mika di perjalanan menuju kelas.
“ eh, etto, gomen. Aku hanya penasaran.”
“ penasaran?” tanya Mika sambil berbalik ke arah laki-laki itu.
“ aku tadi melihatmu meninggalkan kantin bersama dia, lalu aku...”
“ mengikutiku?”
“ summimasen.”
“ kau tak perlu minta maaf, itu hak mu untuk mengikuti siapapun.”
“ tapi, bagaimana kau bisa tahu aku di sana?”
“ ha? Kau meremehkanku, Kuroko kun.”
“ selama ini tak ada yang menyadari keberadaanku, tapi kau selalu bisa.”
“ bukankah itu bagus, Kuroko kun? Kalau ada ornag yang bisa menganggapmu, bukankah itu akan membuatmu tak kesepian?” kata Mika sambil tersenyum. Melihatnya Kuroko pun tersipu malu. Dia benar-benar sangat cantik. Gadis yang sempurna.
“ Mika, arigatou.”
“ kau tak perlu berterima kasih padaku, Kuroko kun. Kau tahu, kau itu benar-benar laki-laki yang menarik.” setelah mengatakan itu, Mika pun kembali melanjutkan jalnnya ke kelas. Setelah sadar atas lamunannya, Kuroko pun segera menyusul Mika ke kelas. Seharian, Kuroko memikirkan perkataan Mika. Tapi Mika sendiri tampak biasa saja, seperti tak terjadi sesuatu.

Seperti biasanya, sebelum Mika berangkat untuk latihan iaido, dia menyempatkan diri mampir ke lapangan, mengunjungi teman-temannya.
“ Mika, sebaiknya kau tak perlu kemari setiap hari.” kata Seijuro.
“ he? Nande?”
“ fokuslah untuk latihanmu. Bukankah turnamen akan segera dimulai?”
“ ah, soo. Daijobu. Aku juga hanya mampir kemari. Tak sampai 15 menit. Itu tak akan membuang waktukku, nii chan.”
“ ini adalah kesempatanmu, jadi jangan sia-siakan.”
“ wakatta yo, nii chan. Lagi pula, kau juga lebih tahu seperti apa kemampuanku. Simpai nai yo. Maa, itte kimasu.” Mika pun berpamitan lalu segera pergi meninggalkan mereka.
“ Akashi, memangnya Mika akan mengikuti turnamen apa?” tanya Midorima penasaran.
“ dia terpilih untuk mewakili daerah kita di turnamen bela diri nasional cabang Iaido. Satu minggu lagi dia akan bertanding. Tapi seperti yang kau lihat, dia masih seenaknya saja bermain-main.” jelas Akashi tampak sedikit khawatir.
“ sugoi! Aku sudah tahu dia itu kuat, tapi aku tak menyangka dia akan terpilih.” sahut Aomine yang ikut mendengarkan.
“ ha? Jadi kembaranmu itu, sekuat itu? Aku jadi penasaran. Dia cantik, pintar, dan juga kuat, dan terlebih lagi dia sangat seksi. Ma... Akashi, boleh aku mendekatinya?” kata Haizaki sambil merangkul Akashi. Jelas saja sikap itu membuat Akashi kesal, lebih tepatnya kata-katanya atas Mika.
“ berani kau mengganggunya, maka akan kubuat kau menyesal, Haizaki.” ancam Seijuro. Jelas Seijuro mengeluarkan aura yang dingin kepada mereka semua.
“cih! Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku tak tertarik dengan latihan ini.” Haizaki pun pergi meninggalkan lapangan, seperti biasanya.
“ anak itu, selalu saja seenaknya.” keluh Midorima.
“ ah, dia benar-benar menyebalkan.” tambah Aomine.
“ moi ka, suzukero!” perintah Akashi, mereka pun segera mulai latihan, tak terkecuali Kuroko.

***TBC***

Sabtu, 08 Februari 2014

Awal Baru

Konichiwa minna... watashi Michi desu. :D Bulan Januari lalu adalah liburansemester yang cukup aneh bagiku, karena tidak seperti liburan biasanya dimana Michi sering pergi keluar kota. Liburan kali ini Michi habiskan 2 minggu penuh hanya di rumah. Sebenarnya bukan karena tidak ada agenda, tapi karena daerah tempat tinggal Michi telah berhasil dikepung Oleh para Air yang benar-benar membludak,ya meski Michi tetap bersyukur karena Desa tercinta tidak terendam, tapi tetap saja , gara-gara itu hampir semua jalur transportasi utama lumpuh total selama berhari-hari! ya alhasil banyak yang berpindah jalur ke jalur alternatif di wilayah selatan , tentu saja hal ini sangat merugikan karena akan mekan lebih banyak waktu serta biaya teman-teman. ya dari kejadian bulan lalu tentulah kita semua harus belajar untuk mengerti apa yang sedang alam katakan pada kita... mari kita mulai dari awal lagi untuk bersahabat dengan rumah kita, lingkungan kita, bukan cuma memenuhi ego dan nafsu, tapi juga kebutuhan kita semua akan jiwa yang bersih dan sabar untuk menjadikan BUMI kita tetap terjaga!!!

Minggu, 06 Oktober 2013

HTS bukan berarti PHP

ya itu mungkin yang tengah beberapa orang alami sekarang (termasuk saya).... menyebalkan emang jika kita berhubungan dengan sesorang tanpa kejelasan status tentang nama dari hubungan itu. terkadang saya sendiri berusaha menikmati semua itu, tapi kadang juga datang saat kita benar-benar membutuhkan suatu kejelasan dalam sebuah hubungan. Berdasarkan pengalaman saya sendiri, hubungan seperti ini terjadi akibat kedua belah pihak belum sepakat secara utuh untuk menyatakan sebuah hubungan. Jika cuma salah satu pihak saja yang berinisiatif , yang terjadi justru malah cek-cok yang berakhir dengan emosi dan perpisahan yang tak semestinya terjadi. Jadi terkadang, kedua pihak cenderung tetap bersikap apa adanya menikmati tiap momen yang terjadi tanpa bisa protes. Hubungan saya pribadi, kenapa bisa saya sebut sebagai HTS "Hubungan Tanpa Status" karena hubungan kami memang sama-sama tak jelas. kami berdua sama-sama tak mau untuk menyatakan atau mungkin lebih memilih untuk tetap diam dan menyembunyikan , karena menghindari akan adanya pihak yang akan lebih terluka. Bukan karena hubungan kami terlarang , tapi karena memang tidak memungkinkan bagi kami untuk memperjelas hubungan ini. Oleh karena itu, kami sepakat untuk tetap menjalin HTS "hubungan Tanpa Status". Tapi terkadang orang-orang menganggap bahwa ini hanya sekedar PHP "Pemberi Harapan Palsu". Jujur saja saya ga setuju karena bagi saya dua hubungan itu berbeda sama sekali.Bagi saya HTS memiliki kualitas yang lebih baik ketimbanh sekedar PHP. Karena dalam HTS meskipun tak ada publikasi resmi akan sebuah hubungan , tapi wujub dari hubungan tersebut sangatlah nyata. HTS itu memiliki hubungan yang jelas, hanya saja dia tak bernama dengan alasan tertentu. Sedangkan PHP itu hanya sekedar hubungan sebagai pelampiasan dan pelarian dari kesepian atau bahkan kejenuhan dari hubungan yang sesungguhnya, sehingga si "PHP" ini mencari tempa lain untuk mencari muara, dengan kata lain "PHP" itu ngga Serius!..So jangan samakan antara PHP dengan HTS...

Krisis Tanggung Jawab Remaja

Kehidupan remaja jaman sekarang memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan remaja jaman dulu,,, Jauuuuhhh banget malah. Sempat saya mendengar komentar dari kakak kelas yang Cuma beda 3 tahun dari saya saja menganggap perubahan gaya pergaulan remaja , terkhusus adek kelas mereka sekarang memang sudah berbeda. Menurut mereka, remaja jaman sekarang terlalu mengandalkan kecanggihan teknologi dan juga semakin malas dengan tantangan yang ditawarkan oleh dunia nyata. Mereka lebih nyaman dengan kehidupan maya mereka. Mereka selalu berusaha, untuk sebisa mungkin memanfaatkan apapun yang ada di sekitar mereka demi kenyamanan mereka. Oke lah itu bukan hal yang terlalu buruk, tapi kalo yang dimanfaatkan itu teman sendiri yang juga notabennya punya kepentingan sama dan kebutuhan yang sama, sedang mereka hanya benar- menjadi parasit yang memanfaatkan seluruh sumber daya dari kehidupan teman mereka itu, apa itu bukan suatu EKSPLOITASI MANUSIA???? Kakak kelas saya itu juga terkadang merasa miris dengan perubahan yang terjadi,,,” jangankan teman sendiriyang memang dekat, kakak kelas pun juga kalo bisa diperas abis” itu pernah saya dengar sepintas dari mulut seorang senior kita. Sampai segitukah??? Saya sendiri sebagai generasi remaja jaman sekarang terkadang juga merasa muak dengan kelakuan para rekan segenerasi ini. Mereka selalu menganggap bahwa teman-teman mereka yang memiliki kemampuan lebih, khususnya dalam bidang akademik, bisa dimanfaatkan demi membantu nilai mereka. Okelah kalo ini alas an masih bisa ditolelir dengan catatan mereka juga ikut memperhatikan. Tapi kalo yang yang “memanfaatkan” itu memiliki kemampuan yang sama dengan yang dimanfaatkan,, saya rasa itu bukan karena factor nilai , tapi lebih karena mereka terlalu “MALAS” untuk mengerjakan. Mereka selalu beralasan klise seperti “ sibuk nih” “hari ini aku ada rapat, les, ketemu ma ortu dll” “aku ga ngerti, kan kamu yang rekap data”, dkk. Rasanya tiap denger kata-kata itu, otakku bener-bener ga terima dengan alas an bodoh itu. Rasa-rasanya jika sampai saya menerima alasan itu , saya khawatir suatu saat saya juga akan menjadi seperti mereka. Ya… mungkin hal itu yang menjadikan saya , sebagai individu yang cukup dingin terhadap” remaja “ macam itu. Bahkan terkadang tak Cuma sikapku yang dingin , tapi juga nada bicara saya akan menjadi sangat cuek, dan terkesan tak peduli saking kesalnya. Apalagi kalo yang jadi korban itu saya. Uuuh. .. jangan harap jika “hal itu” dilakukan pada saya , saya hanya akan diam ditempat, dan hanya senyum-senyum sinis. No way! Yang terjadi akan lebih dari itu. Karena saya adalah tipe orang yang akan bersikap dingin pada orang-orang yang tak kusuka. Bahkan terkadang oamongan saya pun bisa berubah dari biasanya jika saya berbicara dengan “teman” saya. Ya mungkin sikap saya ini akan dianggap tidak solid atau apalah itu, tapi ini merupakan benteng saya terhadap sikap-sikap memuakkan yang ada disekeliling saya. Ok, bahasan tentang saya cukup sampai disini. Mari kita lanjutkan tentang “remaja” generasi sekarang ini. Banyak di antara kalian yang mungkinsekarang juga segenari dengan saya juga pernah mengalami hal sama dengan saya. Lalu jika anda tak suka dengan hal seperti itu apa kalian akan tetap membiarkannya? Apa kalian akan membiarkannya tetap berkemnag seperti sel kanker yang mendadak sudah sampai stadium akhir tanpa terdeteksi?? Ya aku harap kalian mengerti dengan kata- kata ku ini. Tapi mungkin aku akan menjelaskannya sedikit. Sikat “memanfaatkan” ini jika dibiarkan tanpa adanya saringan dari pribadi masing-masing , tanpa disadari akan berkembang menjadi “kebiasaan”, bahkan mungkin “kebuadayaan” sebagaimana halnya dengan ”kebudayaan” korup dalam system kenegaraan kita. Saya secara pribadi sangat khawatir dengan perkembangan jaman ini, bukan karena saya tak suka atau pun menolak akan adanya perubahan, justru sebaliknya, saya selalu percaya bahwa tiap detiknya kehidupan di dunia ini akan selalu berubah, karena dengan perubahan itulah kita bisa tetap hidup dan menjadi manusia yang sebenarnya, manusia yang sadar dan waras. Tapi yang jadi masalah kebanyakan dari kita belum benar-benar siap akan perubahan yang terjadi. Mereka hanya “merasa” siap tanpa adanya keyakinan pada kemampuan diri mereka untuk menyaringnya. Dari sekian banyak hal yang terjadi dalam perubahan kehidupan, hal paling membuat saya concern yaitu tentang “tanggung jawab” .Saya rasa tanggung jawab ini sangatlah urgent peranannya dalam kepribadian tiap manusia. Jika manusia dalam tiap individunya mampu bertanggung jawab, ya minimal terhadap dirinya sendiri. Saya yakin mereka akan mampu menjadi pelopor perubahan yang lebih “bermartabat”.

Sabtu, 09 Februari 2013

Cerita Hari Ini


Tidak seperti tahun2 sebelumnya, tahun ini hari raya Imlek ga turun hujan, semoga Tuhan akan tetap memberikan berkahnya seperti yang selalu Dia lakukan. Amin. Pagi ini, sebenarnya saya sendiri ada beberapa acara, hanya saja agak sedikit bingung untuk memulai yang mana dulu... Ya kebetulan , ada ajakan untuk renang bareng, karena memang pada dasarnya saya juga suka renang, ya, saya trima2 aja. Saya berangkat bersama teman sekontrakan saya, ya cuma berdua, awalnya saya pikir kakak kelas yang ngajak renang tadi ga cuma cowok doang. kirain ada ceweknya juga,, yah, tahu sendiri lah apa yang saya rasain,,, tapi,, itu masih belum puncaknya.Ternyata saat saya masuk ke areal kolam saya juga bertemu dengan teman satu omda saya, ouch... itu benar2 diluar perkiraan, dan ditambah lagi, tadi kerudung yang sudah saya siapkan sebelum berangkat ternyata tertinggal di kasur,,, yah terpaksa dah buka kerudung pas renang,. So, udah jelas lah apa komennya kakak kelas saya itu..." mana kerudungnya? ko dibuka????" ya karena saya ini orang yang simpel dan tak suka bo'ong, ya saya bilang aja yng sebenernya,,, semoga dimengerti... dan semoga tadi ga ada yng foto2, hah! Cerita tentang renangnya sih awalnya ya biasa2 aja, saya dan temen saya, karena emang pada dasarnya sama2 g bisa renang *poor ya kita berdua pilih kolam yang kedalamannya medium aja, ga berani ke kolam yang dalem. Nah pas ,lagi asik2 renang , salah satu kakakkelas ku yang tadi ngajak renang dateng tuh ke kolam tempat saya dan temen saya,,, ya seperti kata2nya sebelum berangkat saat ngajak renang bareng, dia mau ngajarin kita, tapi karena emang kita tu susah di bilangin, terutama saya,, ya susah ngajarin kita. wkwkwkwk.... dia nyuruh kita buat pindah ke kolam yang dalem, dan ngebandingin kita berdua dengan anak2 kecil yang berani ke kolam itu... Sebenernya si saya berani2 aja,, hanya saja terkadang saat masuk ke air yang kaki sya ga bisa nyampai dasarnya, itu mengingatkan saya dengan masa kecil saya. Waktu kecil , saya lupa berapa usia saya saat itu,,,yang jelas saat itu saat berada di usia bandel2nya anak kecil. siang itu, saya menyusul ayah saya ke sawah,sawah itu ada di pinggir sungai dimana sunagi itu sedang penuh dengan air dan arusnya pun cukup deras, karena saat itu saya sendirian ,saya pun memberanikan diri untuk lewat di bagian sungai yang ada batunya untuk menyeberang,, di sana ga ada jembatan. Nah saat sampai di tengah, saya kurang berhati2 dan saya pun terpeleset ke bagian sungai yang lebih dalam, saya panik, tak tau apa yang harus sya lakukan, saya terus bergerak2 ke berbagai arah ,berusaha agar tak tenggelam, saat kaki sya menyentuh sesuatu yang seperti duri di dalam sunagi itu, saya semakin panik, karena penduduk desa saya sering bilang bahwa sunagi itu ada buayanya, sya pikir itu adalah bagian ekor buaya yang bersisik tajam,,, sya semakin panik dan kehabisan nafas, akhirnya ada seseorang yang menarik tubuh saya, tapi sya sama sekali tidak bisa mengingat siapa orang itu, yang jelas saya diselamatkan. Saya masih hidup, semenjak itu , saya tidak pernah lagi menyeberang ke sungai itu. Bahkan dewasa ini , saya sma sekali tidak mau lagi berkunjung ke sawah lagi. (cukup itu saja ya flash backnya). Kau tau saat saya mencoba memberanikan diri untuk masuk ke kolam itu,,, saya sejujurnya masih agak sedikit khawatir, hanya saja saya ga mau oarang tau, akan kekhawatiranku itu. Saya bukan orang yang mudah trauma ataupun takut pda sesuatu, (*kecuali jarum suntik, sya phobia jarum suntik, sya bahkan lebih milih sakit sedikit lebih lama daripada harus di suntik) . Saat berada di dalam kolam itu, kakak kelas sya itu menjelaskan bagaimana cara renang yang benar, Saya mendengarkannya hanya sja pikiranku, tidak benar2 fokus pada ucapannya, saat saya mencoba untuk masuk ke dalam air secara keseluruhan, kenangan itu muncul begitu saja, saya tetap berusaha menahannya, hanya sja itu butuh waktu untuk benar2 menerimanya. Sejujurnya, ada banyak hal yang saya takuti,, hanya saja saya terus berusaha untuk tetap tenang untuk menghadapinya, bagi saya , selama masih ada orang yang percaya pada sya , maka saya akan terus berusaha melakukan yang terbaik, saya tidak ingin mengecewakan mereka yang mempercayai sya.

Jumat, 08 Februari 2013

sekedar senyum


Pagi yang cerah ini, aku ingin sekedar berbagi cerita dengan dunia maya ini,,,^_^ Kala aku terbangun di pagi ini, semua terasa berat dan begitu pening di kepalaku, tapi itu bukan masalah bagiku yang memang sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Hal yang agak sedikit menggangguku yaitu mimpiku beberapa hari ini. semenjak Sehari sebelum kepulanganku ke Bogor, aku selalu bermimpi tentang orang yang sama. Padahal aku tak pernah memikirkannya saat menjelang tidurku, hanya saja jujur saat q benar2 terbangun dan menjalankan aktivitas ku , aku sering kali memikirkannya secara tiba2. aku selalu merindukannya. Dan Pagi ini , saat aku tengah bersiap2 untuk keluar, aku bertemu dengannya. saat itu jujur, aku tak tau harus berkata apa, ataupun melakukan apa, semua terasa berantakan dalam pikiran dan tubuhku,dan pda akhirnya yang berhasil ku katakan hanya "hai, mau kemana?" sambil tersenyum dengan ekspresi yng kubuat senatural mungkin. Dia menatapku, agakny dia sedikit memperhatikan penampilanku , dia melihatku dri atas sampai bawah, tampaknya begitu.dan itu membuatku menjadi semakin canggung, tapi dia sma sekali tak menjawab sapaanku, hanya tersenyum seperti biasa, senyum yang selalu kurindukan, senyum cerianya. Entah dia dengar ato tidak sapaan ku tadi, aku tak tau.Aku pun memberanikan diri tuk bertanya lagi, dan hingga pertanyaan ketiga , barulah dia mendengarku dgn baik dan dia pun menjawab "mau ke kota." sambil tersenyum (lagi). itu adalah kejadian singkat yg sangat berkesan di pagi ini untukku. Bicara tentang mimpi,,, kata nenek ku , jika kita memimpikan orang yang sma terus menerus itu merupakan suatu pertanda bahwa kau tertarik dengan orang itu, atau mungkin jga orang itu juga tengah memikirkanmu (*ini yg aku harapkan ^_^). apa pun itu, aku tak masalah, aku hanya ingin melihatmu tersenyum seperti itu. senyummu memberikanku kekuatan baru untuk menjalani hidup yang terkadang tersa sulit untukku. meski itu hanya sekedar senyum biasa tanpa arti yang lebih, itu tak masalah dengan ku...